38 Tahun Berkarya, KMPLHK Ranita Optimis Bangun Kesadaran Mahasiswa Soal Lingkungan
38 Tahun Berkarya, KMPLHK Ranita Optimis Bangun Kesadaran Mahasiswa Soal Lingkungan

Gedung Kemahasiswaan, Berita Kemahasiswaan Online Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan Kembara Insani Ibnu Batutah (KMPLHK Ranita) merayakan dies natalis ke-38 pada Jumat, (21/03/2025). Dies natalis ini bertempat di Aula Student Center UIN Jakarta.

Dies natalis yang digelar dengan kegiatan talkshow dan buka puasa bersama itu mengusung tema “Eksplorasi, Dedikasi, Aksi, 38 Tahun KMPLHK Ranita Berkarya”. Sedangkan tema untuk talkshow tersebut adalah “Ketika Alam Berbicara: Belajar dari Tanda-Tanda Alam” dengan mengundang  narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan.

Ketua Umum KMPLHK Ranita, Aziza Sulistyawati, mengutarakan, acara dies natalis merupakan perayaan dari pencapaian Ranita pada tahun ini. Ranita memiliki angkatan sebanyak 36 dan akan terus bertambah.  Menurutnya, makna dies natalis ini adalah sebagai ajang silaturahmi, baik dengan keluarga besar dari angkatan-angkatan sebelumnya dan pengurus maupun dengan relasi eksternal, seperti UKM lain dan Potensi Search and Rescue (SAR) se-Tangerang Selatan.

Aziza menjelaskan, peran Ranita dalam ranah kampus adalah sebagai leader pengadvokasian terkait isu-isu lingkungan. Hal tersebut berangkat dari keresahan mereka akan kurangnya kesadaran dan kepekaan mahasiswa.

“Kami punya keresahan bahwa mahasiswa kurang memiliki kesadaran dan kepekaan terkait adanya kesenjangan lingkungan. Maka dari itu, kami menyuarakan agar teman-teman mahasiswa ikut bergerak aktif di lingkungan dan masyarakat,” ucapnya.

Dengan keresahan tersebut, Aziza mengungkapkan salah satu rencana ke depan selama memimpin Ranita, yaitu ingin menggelar sekolah kader lingkungan untuk umum. Output-nya adalah membentuk 50 sampai 100 kader lingkungan yang siap turun langsung ketika ada isu penyelewengan lingkungan ataupun ketika ada isu kerusakan lingkungan.

Hal senada juga dikatakan oleh ketua pelaksana dies natalis, Farhan Maulana Achyar, berkenaan dengan makna dies natalis Ranita pada tahun ini. Lanjut Farhan, soal alasan mengangkat tema talkshow yang berkaitan dengan alam adalah karena akhir-akhir ini bencana alam sering terjadi. Dari bencana tersebut, kebanyakan masyarakat belum mempunyai rasa awas dan waspada terhadap tanda-tandanya.

“Tantangan terbesar saat menyelenggarakan acara adalah tentang perubahan konsep. Perubahan itu memunculkan tantangan lain, seperti penentuan narasumber yang sesuai dengan konsep akhirnya. Tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin,” tuturnya.

Salah satu peserta yang hadir, Dhifa Shalsabila dari UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid, menyampaikan komentarnya setelah mengikuti rangkaian acara dies natalis tersebut. Ia menyatakan kekagumannya pada Ranita yang vokal dalam menyuarakan isu lingkungan hidup dan kemanusiaan.

⁠Insight yang saya dapat dari talkshow adalah tentang upaya antisipasi serta penanganan pertama ketika terjadi bencana alam. Bagi saya, KMPLHK Ranita ini menjadi satu wadah untuk mahasiswa menjadi relawan yang peduli terhadap alam dan sekitarnya. Tentu mereka punya peran yang positif di lingkungan kampus maupun masyarakat,” ujarnya.

Reporter: Laila Nurrahma/Salsabila Azahra

Foto Dokumentasi:

RANITA 4

RANITA 3

RANITA 2

RANITA 1