Bangun Intelektual Kritis melalui Ciputat Membaca
Auditorium Harun Nasution, Berita Kemahasiswaan Online – Dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi di tengah tantangan era digital, Ciputat Membaca menghadirkan talkshow bertajuk “Peran Proses Membaca dalam Pengembangan Diri dan Tantangan Gerakan Literasi di Era Disrupsi Teknologi-Informasi” yang digelar di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara yang berlangsung pada Rabu, (4/12/24) ini menghadirkan Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D., sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta, yang berdiskusi tentang fenomena krisis literasi di Indonesia, khususnya di kalangan umum maupun mahasiswa.
Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D., menyatakan bahwa tidak ada tantangan yang menghambat dalam membaca, termasuk nilai harga buku yang kian meroket karena terlahap pajak. Komunitas vertikal yang tersedia untuk kita yaitu adalah pendidikan. Ketika kita tidak punya privilege untuk mendapatkan buku bacaan, kita punya mimpi untuk membaca. “Jangan jadikan sulit membaca karena harga buku mahal,” tuturnya.
Di tengah derasnya arus informasi yang tiada henti, membuat kita tidak bisa mengelak dari kemajuan teknologi. Salah satu hal yang saat ini tengah marak terjadi adalah penggunaan Artificial Intelegence (AI). Burhanuddin menegaskan bahwa penggunaan AI memang dapat membantu kehidupan manusia. Namun kita harus memiliki daya pikir kritis yang tinggi untuk dapat memilah informasi yang diberikan sehingga intuisi dan kreativitas tetap berkembang.
“Mazhab Ciputat merupakan salah satu kekuatan yang masih mewangi hingga melahirkan intelektual hebat. Namun, kita harus berkembang dan membuat terobosan baru untuk meneruskan tradisi intelektual ini.” ujar Burhanuddin menjawab pertanyaan Ade Kamilah, mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, saat sesi tanya jawab berlangsung.
Tidak berhenti pada talkshow tersebut, Ciputat Membaca juga menghadirkan beberapa kegiatan dan talkshow dengan tema yang lebih menarik mulai dari Rabu (4/12/24) sampai Jumat (6/12/24). Talkshow ini tidak hanya memberikan wawasan baru kepada para peserta, tetapi juga menjadi waktu penting untuk memulai gerakan literasi yang lebih masif, khususnya di Ciputat.
“Semakin kita membaca, semakin banyak kita tidak tahu. Seperti haus yang tidak terpuaskan dahaganya. Dunia membaca itu membuka wadah ketidaksempurnaan yang akan melahirkan koreksi ataupun revisi pengetahuan,” tutup Burhanuddin pada talkshow di kegiatan Ciputat Membaca.
Reporter: Azzumi Azka Gigannia/M. Naufal Waliyyuddin/Intan Siti Salma/Salsabila Azahra