FRESH UIN Jakarta Gelar Pembukaan Program Klinik Riset dan FGD
Gedung Kemahasiswaan, Berita Kemahasiswaan Online – Lembaga Otonom (LO) Fatahillah Researches for Science and Humanity (FRESH) UIN Jakarta menggelar Pembukaan Program Klinik Riset (Kliset) dan Focus Group Discussions (FGD) 2025 di Saung Sambal Lumpur, Jl. Pesanggrahan, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada Jumat, (14/3/2025). Acara ini dihadiri oleh pengurus, anggota, serta alumni FRESH, yang turut menyaksikan pemaparan target program dan harapan pada tahun ini.
Kliset merupakan program yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan penelitian dan kepenulisan akademik anggota FRESH. Program tersebut terdiri dari beberapa level, yakni kelas basic, intermediate, dan advanced, yang akan diselenggarakan dalam tujuh kali pertemuan setiap akhir pekan, baik secara online maupun offline. Peserta yang mengikuti program tersebut akan dibimbing oleh mentor ahli di bidangnya.
Pembukaan acara dihadiri oleh beberapa pembicara, antara lain Head Ministry of Human Resources Development (HRD), Ananda Bintang Kelana, Staff Ministry of Public Relation (PR), Hestiningtyas, Presiden FRESH 2024, M. Rifki, Deputy Ministry of Education and Research (ER), serta Head Ministry of Relation and Development (RND) 2024, Awadh Al-Kariem. Acara tersebut dipandu oleh moderator Jasmiko, sebagai Head Ministry of ER.
Ketua Umum FRESH 2025, Ahmad Mukhollish Alamy, dalam sambutannya menjelaskan pentingnya peran mentoring dalam Kliset kali ini. Ia menekankan bahwa peran mentor lebih panjang dan berkesinambungan dibandingkan dengan pembicara. “Dalam prosesi FGD dan Klinik riset di FRESH, yang akan mengisi adalah para mentor. Mentor berbeda dengan speaker. Speaker hanya berbicara tanpa punya tanggung jawab berkelanjutan terhadap audiens. Sedangkan mentor, ia tidak hanya sekali bertemu, tetapi beberapa kali bertemu dan memiliki tanggung jawab terhadap kebisaan menter yang mereka bimbing,” ujarnya.
Head Ministry of ER FRESH, Jasmiko, menjelaskan bahwa meskipun konsep Kliset tahun ini tidak banyak berubah, ada beberapa penyesuaian, salah satunya penggabungan kelas intermediate dan advanced menjadi satu kelas. Hal tersebut dilakukan agar kelas lebih efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. “Penggabungan kelas intermediate dan advanced dilakukan agar kelas menjadi lebih kondusif serta maksimal, mengingat ekspektasi kita tahun ini lumayan tinggi. Selain itu, tahun ini kami juga mengambil mentor dari pengurus FRESH untuk lebih memaksimalkan tujuan yang dimaksud,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Jasmiko juga menyampaikan harapannya agar tujuan dari Kliset dapat tercapai dengan baik. "Harapan saya, kelas basic dapat menghasilkan esai yang layak untuk kajian dan diskusi lebih lanjut, sementara kelas intermediate dan advance diharapkan menjadi representasi mahasiswa modern yang mampu beradaptasi dengan zaman, termasuk menerbitkan artikel jurnal berkualitas," tambahnya.
Sementara itu, dalam FGD, Ananda Bintang Kelana selaku Head Ministry of HRD, menjelaskan perbedaan konsep FGD tahun ini dengan tahun sebelumnya. Bintang mengungkapkan, meskipun konsep dasarnya tetap sama, terdapat penyesuaian dalam jumlah pertemuan FGD yang berkurang menjadi 10 kali, dari sebelumnya 12 kali, mentor yang dipilih sebagian besar berasal dari pengurus FRESH untuk meminimalisir gap antar peserta.
“Konsepnya masih sama dengan tahun lalu, hanya saja jumlah pertemuan kita kurangi menjadi 10 kali pertemuan. Kami juga memilih mentor dari pengurus agar gap antar peserta tidak terlalu lebar,” ungkapnya. Bintang berharap melalui FGD tersebut, peserta dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan pendapat, dan yang paling penting, mempererat ukhuwah di antara sesama peserta.
Reporter: Mustika Pertiwi/Salsabila Azahra