Kolaboratif dan Relevan di Era Digital, Bukti UKM Jadi Batu Loncatan Mahasiswa
Kolaboratif dan Relevan di Era Digital, Bukti UKM Jadi Batu Loncatan Mahasiswa

Gedung Kemahasiswaan, Berita Kemahasiswaan Online– Nida Luthfiyana Firdaus, mahasiswi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Jakarta angkatan 2020, resmi menamatkan studi jenjang Sarjana (S-1) pada wisuda ke-136, tepatnya pada 25 Mei 2025. Dikenal akrab dengan sapaan “Wakso”, ia membuktikan bahwa menjadi aktivis organisasi kampus bukan penghalang untuk lulus tepat waktu, bahkan menjadi batu loncatan kehidupan setelah kampus.

Selama berkuliah, Nida aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KMPLHK Ranita UIN Jakarta, organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan kebencanaan. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Ranita pada tahun 2023 dan dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Forum UKM UIN Jakarta pada 2024.

“Dengan mengikuti UKM yang menggabungkan minat dan hobi, itu bisa jadi batu loncatan jangka panjang. Kita punya banyak relasi, tidak hanya antar mahasiswa, tapi juga lintas generasi,” jelas Nida saat diwawancarai pada Selasa (3/6/2025).

Nida menambahkan, keaktifannya di Ranita membuka jejaring hingga ke Non Governmental Organization (NGO) dan instansi pemerintah di bidang kemanusiaan dan lingkungan. Mengulas masa kepemimpinannya, ia mengakui tahun 2023 sebagai masa terberat dan penuh tantangan ialah saat memimpin “Kabinet Sambo”—nama kabinet yang ia pilih bukan karena kasus yang viral kala itu, melainkan karena maknanya: saling membantu dan berkolaborasi.

“Saya tahu kuliah itu kewajiban, tapi amanah sebagai Ketua Umum Ranita juga nggak main-main. Ranita itu bicara soal pengabdian masyarakat, yang artinya implementasi dari Tridarma Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Selama menjabat, ia tetap menjalani tanggung jawab akademiknya. Tugas kuliah tetap berjalan, bahkan sering dikerjakan bersama teman-teman sejurusan. Menurutnya, UKM justru melatih manajemen waktu, tanggung jawab, dan kepekaan sosial—hal-hal yang sering kali tak diajarkan di kelas.

Menanggapi stereotip “mahasiswa UKM lulusnya lama”, Nida menepisnya. “Itu cuma opini. Buktinya, sekarang banyak mahasiswa UKM yang lulus cepat dan berdaya di luar kampus,” tegasnya.

Selain itu, Nida juga menekankan bahwa organisasi mahasiswa masa kini sudah jauh dari bayangan feodalisme atau heroisme satu arah seperti era ‘98. “Organisasi saat ini dibangun atas dasar sinergitas dan kolaborasi—antar organisasi, lintas bidang, bahkan berbeda visi, tapi tetap bisa bersinergi untuk satu tujuan besar,” jelasnya. 

Menurutnya, UKM memiliki relevansi tinggi pada era digital karena pengalaman di dalamnya memberi bekal praktis, seperti leadership, networking, hingga kemampuan adaptif yang sangat dibutuhkan di dunia profesional masa kini. 

“Keberuntungan itu pertemuan antara kesempatan dan kompetensi. Engga ada keberuntungan tanpa keduanya. Maka dari itu, buatlah keberuntunganmu sendiri,” pesannya untuk mahasiswa yang sedang berorganisasi.

Reporter: Muhammad Naufal Waliyyuddin

Editor: Azzahra Fawzia

Fotografer: KMPLHK RANITA

Foto dokumentasi:

Nida-1

2_20250617_192644_0000

23_20250617_081311_0002

Nida-2

28_20250617_081311_0007

Tag :