Mahasiswa FDI Raih Juara 1 Pidato Bahasa Arab Nasional 
Mahasiswa FDI Raih Juara 1 Pidato Bahasa Arab Nasional 

Gedung Kemahasiswaan, Berita Kemahasiswaan Online — Ghozi Abdul Aziz, Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, berhasil meraih juara 1 dalam lomba pidato Bahasa Arab tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Ittihadul Mudarris Al-Lughah Al-Arabiyah (IMLA) Indonesia. Kompetisi ini digelar secara online selama 15 hari, dimulai dari 15-30 November 2024, sebagai peringatan Hari Bahasa Arab Internasional di Universitas Negeri Jakarta.

Lomba tersebut diikuti oleh 43 peserta dari 27 universitas di seluruh Indonesia, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Arab (LIPIA) Jakarta, Universitas Indonesia (UI), STIBA Ar-Rayah, Universitas Negeri Padang, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Mataram, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Al-Azhar Indonesia. Dengan satu tahapan penilaian, tiga nilai tertinggi langsung ditetapkan sebagai juara 1, 2, dan 3.

Dalam pidatonya yang bertema "Bahasa Arab: Bahasa Ilmu, Pemikiran, dan Kreativitas" (اللغة العربية: لغة العلم و الفكر و الحضارة), Ghozi menjelaskan, alasannya memilih tema tersebut, karena ia memiliki kecintaan mendalam terhadap Bahasa Arab, yang kaya akan ilmu pengetahuan, kosakata, konsep filsafat, serta keindahan balaghah, retorika, dan sastra. 

“Bahasa Arab adalah bahasa ilmu pengetahuan yang menjadi medium utama transmisi keilmuan di era keemasan Islam. Selain itu, Bahasa Arab memiliki kekayaan kosakata, konsep filsafat yang luas, dan keindahan balaghah yang tak tertandingi,” ungkap Ghozi dalam pesan WhatsApp pada Jumat (20/12/24). 

Ghozi menjelaskan, keunggulan pidatonya terletak pada dua aspek: teks dan performa. Dalam penyusunan teks, ia merujuk pada referensi terpercaya dan menggunakan kata-kata bersajak. Dari segi performa, ia menggunakan intonasi tinggi dan rendah yang sesuai dengan teks serta mimik wajah yang pas. 

“Saya juga berpenampilan layaknya seorang Arab dengan memakai jubah dan imamah,” jelas Ghozi.

Selain itu, Ghozi mempersiapkan dirinya selama dua minggu dengan bantuan tim Abqory FDI. Di sana ia  mendapatkan arahan dan latihan rutin, meskipun ia sebagai mahasiswa baru sedang menghadapi tantangan dalam manajemen waktu. 

“Tantangan terbesar saya adalah manajemen waktu antara latihan dan kegiatan kampus.” Terutama sebagai mahasiswa baru yang masih harus beradaptasi dengan jadwal akademik dan non-akademik. Saat lomba berlangsung, saya sedang menyiapkan materi untuk UAS,” tambahnya.

Tak hanya itu, Ghozi juga berpesan, agar generasi muda mampu mendorong dirinya untuk terus berprestasi. Jadikanlah kegagalan sebagai langkah menuju sukses dan menjadikan belajar sebagai proses tanpa henti. 

“Prestasi diraih dengan usaha, bukan leha-leha. Gagal itu jeda, bukan akhir segalanya. Teruslah melangkah, karena belajar sejatinya adalah proses tanpa henti,” pungkasnya. 

Reporter: Dela Varisa/Syarifah Nur Kholidah.