Menggapai Prestasi Akademik dan Organisasi
Menggapai Prestasi Akademik dan Organisasi

Seorang mahasiswa kerap dihadapkan pada pilihan sulit antara lulus tepat waktu atau menyelesaikan tanggung jawab. Namun, bagi Zulfikar Putra Utama, pilihan kedua justru menjadi prioritas. Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Jakarta itu rela menunda kelulusannya hingga setahun demi menuntaskan amanah yang diemban. Ia akhirnya diwisuda dari Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Tata Negara dengan IPK 3,66.

Zulfikar memulai perjalanan organisasinya dari internal kampus, dimulai dari Dema Syariah dan Hukum. Ia kemudian menjadi anggota Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) Universitas pada tahun 2022, lalu menjadi ketuanya di tahun 2023. Puncaknya, ia menjabat sebagai Ketua Dema UIN. Di luar kampus, ia juga sempat bekerja di Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). "Jadi ya bagi-bagi waktu aja lah soalnya ada tiga yang diurus waktu itu," ujarnya dalam wawancara pada Minggu (14/9/2025).

Sederet kesibukan ini membuat Zulfikar merasa waktu 24 jam sehari tidak cukup. Ia mengatasi hal ini dengan membuat pengingat di Google Kalender dan menetapkan skala prioritas. "Kalau kerjaan ya itu tanggung jawab mutlak ya jadi harus dikerjain terlebih dahulu," katanya pada Minggu (14/9/2025). Namun, ia tidak ragu untuk mengesampingkan pekerjaan demi urusan kampus yang lebih mendesak.

Selain prestasi organisasi, Zulfikar juga mencatatkan prestasi nonakademik, yaitu meraih Student Achievement Award atas buku ber-ISBN yang ditulisnya. Buku tersebut membahas tentang Pemilihan Umum dan Demokrasi 2024.

Ia berpesan kepada para mahasiswa untuk memaksimalkan setiap hal yang dikerjakan. "Waktunya belajar ya belajar, istirahat ya istirahat," katanya. Ia juga menekankan pentingnya istirahat yang cukup agar pikiran tetap segar. Kepada mahasiswa tingkat akhir, Zulfikar mengingatkan, "Jangan pernah lelah, puas, jangan merasa paling capek," ujarnya. Ia menyadari bahwa setelah lulus, tantangan yang dihadapi justru lebih besar. "Setelah lulus itu bukannya menyelesaikan masalah, melainkan masalah itu yang malah jadi tantangan baru," pungkasnya.

Reporter : Nikita Earlene Salsabila | Fotografer : Narasumber | Editor: Geri Maulana Saputra