UIN Jakarta Jadi Tuan Rumah dalam Musyawarah Forum Ketua Dewan Pramuka PTK Se-Indonesia Ke-V
Auditorium MK Tajudin FKIK UIN Jakarta, Berita Online kemahasiswaan – Forum Ketua Dewan Pramuka Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Se-Indonesia menyelenggarakan Musyawarah Forum Ketua Dewan (FKD) Pramuka Se-Indonesia ke-V di Auditorium MK Tajudin FKIK UIN Jakarta pada 7 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 18 Pramuka PTKIN di seluruh Indonesia.
Musyawarah FKD diawali dengan ceramah dan diskusi bertajuk Peran Pramuka Perguruan Tinggi sebagai Calon Pemimpin Indonesia Emas Tahun 2045, yang menghadirkan Drs. Nanang Syaikhu, M.Si, selaku Ketua Forum Pembina Pramuka PTKIN Se-Indonesia. Dalam pemaparannya, Nanang menekankan, pola pendidikan kepramukaan harus berpegang pada prinsip Tut Wuri Handayani.
"Pendidikan kepramukaan harus menjadi wadah pembinaan karakter bagi generasi muda," tegasnya pada (07/02/25).
Selain itu, Nanang juga menyoroti pentingnya peran orang dewasa dalam mendampingi anggota pramuka pandega, memastikan pembinaan yang sesuai dengan visi, misi, fungsi, dan tujuan gerakan pramuka.Salah satu poin penting dalam diskusi adalah sejarah kepramukaan di PTKIN.
Nanang menjelaskan, pramuka perguruan tinggi pertama kali berdiri di IAIN Yogyakarta, sementara di UIN Jakarta, gerakan pramuka resmi lahir pada tahun 1989. "Sejarah ini menjadi bagian penting dari perjalanan gerakan pramuka di perguruan tinggi," katanya.
Tak hanya itu, Nanang juga menegaskan bahwa gerakan pramuka harus tetap bersih dari kepentingan politik agar dapat menjalankan misinya dengan murni.Diskusi juga menyoroti bagaimana kader pramuka di kampus seharusnya lahir dari jiwa kepramukaan yang sejati, dengan semangat pengabdian kepada masyarakat.
"Pramuka sejati adalah mereka yang memiliki dedikasi dan keikhlasan dalam mengabdi," ujar salah satu peserta diskusi. Beberapa peserta turut berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Rizasa Mukti dari Gerakan Pramuka UIN Gusberu Pekalongan menanyakan tentang harmonisasi antara kebijakan nasional dengan ciri khas daerah dalam implementasi gerakan pramuka di perguruan tinggi:
“Seperti yang kita ketahui, kita berasal dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas tersendiri. Di sisi lain, ada kebijakan nasional yang menjadi pedoman dalam gerakan pramuka di perguruan tinggi. Bagaimana cara mengharmonisasikan kebijakan nasional tersebut dengan adat dan ciri khas daerah masing-masing?”
Menanggapi pertanyaan ini, Nanang Syaikhu menegaskan bahwa forum ini bukanlah organisasi formal yang bisa menjadi tandingan organisasi inti, dan adat istiadat di setiap daerah tidak diatur secara nasional. Membentuk organisasi itu boleh saja, tapi forum ini tetap harus berjalan sebagai wadah diskusi, bukan sebagai organisasi formal.
“Jika forum ini berubah menjadi organisasi formal, maka akan berbenturan dengan dewan kerja yang sudah ada,” jawab Nanang.
Nanang menambahkan, kebijakan nasional sudah memiliki aturan yang mengikat dalam berbagai aspek, termasuk administrasi, seragam, dan sistem pelatihan. Gerakan pramuka memiliki regulasi nasional yang harus dipatuhi
“Misalnya, seragam, pernik-pernik, dan sistem pelatihan semuanya diatur dalam kebijakan nasional. Namun, jika setiap daerah ingin mempertahankan ciri khas lokalnya, hal itu diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan regulasi nasional,” tambahnya.
Setelah diskusi, agenda dilanjutkan dengan pemilihan kepengurusan baru. Proses pencalonan dipandu oleh ketua, wakil ketua, dan bendahara sebelumnya. Setelah diskusi terbuka, tujuh kandidat menyampaikan visi dan misi mereka.
Hasil pemilihan menetapkan Robby Nur Habib dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten sebagai ketua baru dan Fadhillah Azza dari UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu sebagai wakil ketua.
"Saya ingin menjadikan forum ini lebih aktif dan inklusif untuk seluruh PTKIN di Indonesia," ujar Robby Nur Habib dalam penyampaian visinya.
Selanjutnya, pengurus terpilih menyampaikan amanatnya. "Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan gerakan pramuka di lingkungan PTKIN agar tetap menjadi wadah pembinaan generasi pemimpin Indonesia Emas 2045," tegas Robby Nur Habib dalam sambutannya.
Dalam penutupannya, Ketua Forum Pembina Pramuka PTKIN Se-Indonesia menekankan pentingnya forum ini sebagai ajang silaturahmi dan penyampaian aspirasi bagi pramuka perguruan tinggi. "Forum ini harus menjadi wadah yang terus berkembang dan bisa diakses oleh seluruh PTKIN, termasuk yang belum bisa hadir secara langsung," harapnya.
Reporter: Melsa Nurpuzianah/Syarifah Nur Kholidah.