Upaya Evakuasi Korban Banjir: Wujud Pengabdian Diri Menwa UIN Jakarta kepada Masyarakat
Upaya Evakuasi Korban Banjir: Wujud Pengabdian Diri Menwa UIN Jakarta kepada Masyarakat

Gedung Kemahasiswaan, Berita Kemahasiswaan Online Hujan lebat yang terus mengguyur Jabodetabek menyebabkan banjir di wilayah tersebut pada Senin, (3/3/2025) malam. Mulai dari permukiman hingga mal ikut terkena imbasnya. Merespons bencana tersebut, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) UIN Jakarta turun langsung dalam operasi lapangan evakuasi korban bencana banjir di Jabodetabek.

Sebagai UKM yang bergerak dalam cinta bela negara, Menwa mengabdikan diri kepada masyarakat yang tercantum dalam Tridarma Perguruan Tinggi, Pancadarma Satya, dan Tekad dan Pendirian Menwa Indonesia. Bencana banjir pada awal Ramadan ini menjadi momentum bagi Menwa untuk ikut serta dalam pengabdian kepada masyarakat.

Komandan Menwa 2024, Zulfikar Ali Musa, mengungkapkan, awalnya mereka akan melakukan prosedur khusus berupa koordinasi dengan pihak-pihak yang ada di lapangan, seperti dengan rekan-rekan Potensi Search and Rescue (SAR), yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Human Initiative (HI), dan Korps Sukarela (KSR) Universitas Kristen Indonesia (UKI). Lalu, mereka mendapatkan informasi dan arahan dari senior Menwa UIN Jakarta yang berada di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Setelah koordinasi, kami pastikan diri kami terlebih dahulu dengan membawa berbagai perlengkapan rescue, seperti life jacket yang berfungsi untuk mencegah tenggelam atau terbawa arus dan helm safety,” ujarnya pada Rabu, (5/3/2025).

Dalam penyediaan perlengkapan tersebut, Menwa UIN Jakarta bekerja sama dengan KSR UKI. KSR UKI melengkapinya dengan tandu kain, tas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan helm safety.

Zulfikar mengatakan, mereka baru dapat membantu bersifat tenaga, seperti mengevakuasi korban terdampak yang masih terjebak di rumah. Mereka memprioritaskan untuk mengevakuasi warga lanjut usia (lansia), ibu hamil, wanita, dan anak-anak. Dalam kondisi tersebut, kebutuhan mendesak yang paling dibutuhkan para korban banjir adalah personel untuk evakuasi, konsumsi sehari-hari, obat-obatan, dan pakaian bersih.

“Pantauan kami sewaktu turun ke lapangan, sebagian warga di wilayah Ciledug sudah mengungsikan diri, tetapi masih ada yang bertahan di rumah. Begitu juga di wilayah Pasar Minggu,” tuturnya.

Hal itu berbeda dengan wilayah Bekasi yang menurut mereka paling parah karena debit air mencapai tiga sampai empat meter sehingga para korban yang rumahnya lebih tinggi menunggu bantuan evakuasi.

Zulfikar berharap, masyarakat yang ingin membantu dan berpartisipasi dalam hal ini, dapat menghubungi Menwa UIN Jakarta. Dari komunikasi itu, mereka dapat berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bantuan yang dibutuhkan.

“Kami menerima segala bantuan yang dapat didistribusikan kepada para korban yang terdampak,” tutupnya.

Reporter: Laila Nurrahma/Syarifah Nur Kholidah.