Warek Bidang Kemahasiswaan Kunjungi Pameran “Innocence”, Apresiasi Pameran Susur Foto UKM Kalacitra
Aula Student Center, Berita Kemahasiswaan Online – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D beserta tim kemahasiswaan mengunjungi pameran susur foto bertajuk “Innocence”, pada hari keempat. Pameran ini diselenggarakan oleh UKM Komunitas Mahasiswa Fotografi (KMF) Kalacitra pada Senin (14/4/2025) hingga Jumat (18/4/2025) di Aula Student Center (SC).
Kunjungan tersebut menjadi bentuk apresiasi dan dukungan terhadap semangat serta kreativitas mahasiswa dalam bidang fotografi jurnalistik dan narasi visual. Pameran ini sebagai hasil foto jurnalistik secara nyata yang diberikan oleh KMF Kalacitra sebagai puncak dari proses pendidikan calon anggota Kalacitra angkatan 21 yang telah berlangsung selama delapan bulan.
Memasuki hari keempat, acara dibuka dengan penampilan monolog dari Rusa Besi, dilanjutkan pembacaan puisi oleh UKM Teater Syahid. Setelah itu, acara berlanjut dengan sesi bincang pameris yang mempresentasikan karya foto story mereka. Kegiatan ditutup dengan penampilan vokal dari UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM).
Pameran “Innocence” mengangkat tema kondisi jiwa anak-anak dalam memandang dunia secara jujur dan penuh keajaiban. Sebanyak 15 pameris menampilkan kisah anak-anak yang berjuang meraih mimpi di tengah keterbatasan, menjaga budaya, hingga menembus dunia olahraga dan seni.
Berikut daftar pameris beserta judul karyanya: Rifdah Rizqiana Ramadhani mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Pendidikan - “Jurus Silat Srikandi Cilik Raih Podium Kemenangan”, Muhammad Kevin Nurahman mahasiswa Prodi Psikologi - “Mimpi Bagus Dalang Cilik Lestarikan Budaya Wayang Kulit”, Ilyas Khairil mahasiswa Prodi Pendidikan bahasa Inggris - “Tiada Mata Tak Hilang Cahaya”, Hasan Sadzili mahasiswa Prodi Studi Agama-agama - “Asa Rayyan Wujudkan Cita dan Mimpi Jadi Atlet Bulu Tangkis”, Muhammad Bifaidil Iman mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab - “Optimisme Bidan Cilik Gapai Mimpi dari Balik Gang Sempit Tambora”, Laila Itsnaini Agustina mahasiswa Prodi Biologi - “Aura Bintang Sang Vokalis Band Disabilitas”, Mutiara Safitri mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat Islam - “Perjuangan Anak ADHA Raih Mimpi Jadi Pesepakbola Dunia”, Nebhan Bintang Nandana mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat - “Rasyida Kamila: Srikandi Muda Penjaga Warisan Wayang Kulit”, Zian Salma mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris - “Kisah Akbar Permana Sang Atlet Jiu-Jitsu”, Aufa Nanda mahasiswa Prodi Ilmu Al Quran Tafsir - “Langkah Berlian Gapai Cita-cita Jadi Atlet Paralimpik Indonesia”, Siti Khairani mahasiswa Prodi Sosiologi - “Langkah Kecil Annisa Menjadi Atlet Paralimpik”, Muhammad Alwi mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan - “Wajah Belia Sang Penari Reog Ponorogo Jaga Budaya Leluhur”, Shilviyya Daniya Maula mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika - “Kisah Rama, Bibit Pembalap Indonesia Bersiap Taklukan Dunia”, Zahratul Hikmah Al Fath mahasiswa Prodi Sastra Inggris - “Asa Natasha Gadis Belia Jadi Atlet E-Sports Indonesia”, Helfaz Ibnaya Eldarda mahasiswa Prodi Jurnalistik - “Mimpi dan Harapan Sang Barista Down Syndrome”.
Saat bincang pameris, kurator pameran, Didik Setiawan, menyebut pameran susur foto ini telah menjadi tradisi sejak 2003. Pameran susur foto ini adalah sebuah puncak dari calon anggota Kalacitra untuk menjadi anggota.
“Hari ini kami bersyukur pameran susur foto masih tetap ada, walaupun pamerannya berubah. Dari 15 pameris saya melakukan kurasi hingga 10 kali, termasuk 2 kali kurasi melalui zoom,” ujarnya.
Ketua Pameran Susur Foto ke 21, Muhammad Kevin Nurahman, menjelaskan bahwa proses riset isu hingga pemotretan memakan waktu kurang lebih tiga minggu, dengan berbagai tantangan seperti perizinan orang tua, lokasi, dan jarak.
“Awalnya saya penasaran apakah masih ada anak-anak yang ingin melestarikan budaya. Saya ingin menunjukkan bahwa anak-anak tidak sepenuhnya meninggalkan budaya leluhur,” tuturnya.
Salah satu pengunjung, Tiara Abdhie mahasiswa Prodi Jurnalistik, mengapresiasi tema “Innocence” yang menggambarkan kepolosan dan harapan anak-anak. Ia secara khusus menyebut karya “Tiada mata tak hilang cahaya” sebagai karya yang menyentuh dan kuat dalam penyampaian pesan.
“Sebenarnya, isu ini tidak jauh berbeda dengan isu lainnya, yaitu terkait harapan tinggi seorang anak, namun yang menarik adalah dari sisi keberhasilan penyampaian pesan. Foto yang diambil sangat mendeskripsikan harapan tinggi sang anak. Pesannya yang dalam dapat tersampaikan melalui visualisasi yang cantik dan menyentuh,” ujarnya.
Reporter: Mustika Pertiwi/Salsabila Azahra
Foto Dokumentasi: